Sabtu, 30 Januari 2010
Pantai
Lupa tanggalnya, tapi seinget ku itu sebelum tahun baruan deh..
Cakep,mana sepi tempatnya,-err, aku ga tau nama pantainya-. Untouch gitu deh, hehehe... maap yah, kalo fotonya ga bagus, maklum, motret pake hape..
aku jalan-jalan kesini dalam rangka ga ada kerjaan, hehe - ga kog, aku ikutan nemenin turis lokal yang jarang nemu pantai bagus-.
Susah emang kalo bumi jakarta udah pada terkontaminasi, mau liat pantai bagus aja mesti pergi ke lain tempat.
Minggu, 17 Januari 2010
Usual blattant
I ate three today. I ate three junks and craps today.
I ate lontong with bad-colouring that smells sick.
I ate strange meat, perhaps mouse, it did not taste like chicken.
I ate rice with odd texture, strange taste, yucky fragrance.
I asked why the fashion shows rarely explore theathrical performance, conceptual walks should bump the old cat walk. I prefer dances for new wave, or crawls for horror ambience.
I hate my pa. We tolerate his drunken behaviour, we do not shout back at him, my mother do not complaint to him that frequent and that painful for arriving home late.
I hate him.
I hate the circumstance that does not allow me to stand tall for my displeasure, and to nag, to use hateful words.
I hate this world that demand perfection.
I hate this world that keeps record on bad deed and barely appreciate little achievements.
I do not hate you, i do not complaint, but my heart would not just keep silent for one time too long
I ate lontong with bad-colouring that smells sick.
I ate strange meat, perhaps mouse, it did not taste like chicken.
I ate rice with odd texture, strange taste, yucky fragrance.
I asked why the fashion shows rarely explore theathrical performance, conceptual walks should bump the old cat walk. I prefer dances for new wave, or crawls for horror ambience.
I hate my pa. We tolerate his drunken behaviour, we do not shout back at him, my mother do not complaint to him that frequent and that painful for arriving home late.
I hate him.
I hate the circumstance that does not allow me to stand tall for my displeasure, and to nag, to use hateful words.
I hate this world that demand perfection.
I hate this world that keeps record on bad deed and barely appreciate little achievements.
I do not hate you, i do not complaint, but my heart would not just keep silent for one time too long
Senin, 28 Desember 2009
Ngga tau kenapa, akhir-akhir ini aku suka ngerasa aku ngga ngenalin diriku sendiri. Suka merasa aku bukanlah seperti yang ku kenal. *Kok mirip melanie-The Host-Stephanie meyer?* Hahaha, mudah-mudahan keanehanku bukan karena ada alien didalam tubuhku. =P
Belakangan aku suka menghayal. Jauh lebih intens dari dulu. Aku jadi suka make kata 'seandainya' atau 'jika'.
Aku jadi suka ngebayangin, gimana kalo seandainya, gimana jika, dan gimana-gimana yang lainnya.
Mungkin klise. Tapi bagiku aneh. aku memang suka menghayal, tapi bukan seperti ini.
Kata orang *ga tau siapa* mungkin ini tahap pendewasaan diriku. Kenapa harus? dan kenapa begini caranya? Tidakkah aku boleh egois,walau hanya sementara? Haruskah aku menjadi dewasa setelah apa yang tak kukehendaki. Haruskah aku jadi dewasa ditengah luka yang bahkan masih berdarah?
Aku sekarang jadi egois, aku tahu. Melebihi dulunya.
Aku jadi childish. Suatu sifat yang dulunya kubenci.
Aku berubah. Tapi bukan seperti yang kuharapkan.
Retak itu ada. Walau ku tak yakin apakah kasat mata.
Jika aku boleh jadi egois, childish, dan naif.
Aku akan bilang, "ini semua salahmu."
Kenapa kau pergi, hingga semua jadi seperti ini.
Bukan ini yang kumau,bukan. Ini semua jauh dari mimpiku!
Aku mau menangis, menjerit! Biar kau tahu, Aku ngga mau begini!
Ngga seharusnya aku begini!
Tapi aku bahkan ngga diizinkan egois. Aku harus jadi kokoh layaknya batu karang. Padahal batu karang pun butuh waktu cukup lama untuk jadi kokoh. Waktu yang harusnya kumiliki juga untuk jadi kokoh seperti itu.
Beban itu bertambah. Tanpa aku siap memikulnya.
Katakan, sekali saja, apa yang harus kulakukan?
Jalan mana, yang harus kujalani?
Belakangan aku suka menghayal. Jauh lebih intens dari dulu. Aku jadi suka make kata 'seandainya' atau 'jika'.
Aku jadi suka ngebayangin, gimana kalo seandainya, gimana jika, dan gimana-gimana yang lainnya.
Mungkin klise. Tapi bagiku aneh. aku memang suka menghayal, tapi bukan seperti ini.
Kata orang *ga tau siapa* mungkin ini tahap pendewasaan diriku. Kenapa harus? dan kenapa begini caranya? Tidakkah aku boleh egois,walau hanya sementara? Haruskah aku menjadi dewasa setelah apa yang tak kukehendaki. Haruskah aku jadi dewasa ditengah luka yang bahkan masih berdarah?
Aku sekarang jadi egois, aku tahu. Melebihi dulunya.
Aku jadi childish. Suatu sifat yang dulunya kubenci.
Aku berubah. Tapi bukan seperti yang kuharapkan.
Retak itu ada. Walau ku tak yakin apakah kasat mata.
Jika aku boleh jadi egois, childish, dan naif.
Aku akan bilang, "ini semua salahmu."
Kenapa kau pergi, hingga semua jadi seperti ini.
Bukan ini yang kumau,bukan. Ini semua jauh dari mimpiku!
Aku mau menangis, menjerit! Biar kau tahu, Aku ngga mau begini!
Ngga seharusnya aku begini!
Tapi aku bahkan ngga diizinkan egois. Aku harus jadi kokoh layaknya batu karang. Padahal batu karang pun butuh waktu cukup lama untuk jadi kokoh. Waktu yang harusnya kumiliki juga untuk jadi kokoh seperti itu.
Beban itu bertambah. Tanpa aku siap memikulnya.
Katakan, sekali saja, apa yang harus kulakukan?
Jalan mana, yang harus kujalani?
Langganan:
Postingan (Atom)